Tampilkan postingan dengan label Scandal Video. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Scandal Video. Tampilkan semua postingan

Video Mesum Siswi MTS Gegerkan Samarinda

Video mesum yang diperankan seorang pelajar putri sebuah Madrasah Tsyanawiah (MTs) di Samarinda, Kalimantan Timur, menggegerkan warga setempat.
Rekaman berdurasi dua menit itu memperlihatkan seorang remaja putri, sebut saja Bunga (15), sedang melakukan hubungan layaknya suami istri dengan seorang pria berinisial KM (21).
“Saya hanya iseng merekam untuk mengetahui apa yang mereka (Bunga dan KM) lakukan di dalam kamar,” ungkap tersangka WH (21) di Mapolresta Samarinda, Selasa (19/10/2010).
Perbuatan di rumah Km itu direkam dengan menggunakan telepon genggam oleh WH dari balik ventilasi rumah KM. KM yang saat ini dijerat UU Nomor 44 Tahun 2008 tentang Pornografi itu mengaku adegan mesum itu direkam sebelum bulan puasa lalu.
“Saya lupa bulannya tetapi yang jelas perbuatan itu dilakukan sebelum bulan puasa,” kata Wh. Pemuda tanggung yang mengaku tidak memiliki pekerjaan tetap itu mengatakan tidak berniat menyebarkan video mesum yang dilakukan sahabatnya tersebut.
“Saya tidak menyangka rekaman itu akan menyebar. Awalnya, rekaman itu mau saya hapus, tetapi Bunga meminta dengan alasan akan dilihat dulu,” ungkap WH.
Sementara itu, KM yang saat ini juga sudah meringkuk di sel tahanan Polresta Samarinda mengaku, tidak mengetahui jika adegan itu direkam WH.
“Saya tidak tahu Wh merekam, sebab dia mengambilnya dari balik ventilasi. Saya baru tahu setelah rekaman itu menyebar ke beberapa teman saya,” katanya.
KM yang mengaku sudah berpacaran dengan Bunga beberapa bulan sebelumnya tidak menyangka WH tega merekam adegan mesumnya tersebut.
“Kami melakukannya atas dasar suka sama suka dan perbuatan itu sudah saya lakukan enam kali. Saya akan bertanggung jawab dan siap menikahi Bunga,” ujar KM.
[ kompas ]
Read More...

Malaysian Minister Sex Scandal Video - Skandal Seks Menteri Malaysia Terekam Video


Menteri kesehatan Malaysia mengundurkan diri dari jabatan kabinetnya pada hari Rabu setelah mengakui perannya dalam video yang menunjukkan dia berhubungan seks dengan seorang teman wanita di sebuah kamar hotel.
Chua Soi Lek, 61, anggota paling senior pemerintah Perdana Menteri Abdullah Ahmad Badawi untuk mengundurkan diri setelah skandal seks, mengumumkan bahwa ia juga mengundurkan diri dari parlemen.

"Aku tidak akan menjadi yang pertama dan aku tidak akan menjadi politikus (terakhir yang terjebak dalam situasi seperti itu)," Chua, pria yang sudah menikah dengan tiga anak, mengatakan pada jumpa pers yang diselenggarakan secara cepat.

"Terserah kepada masyarakat untuk menilai saya," tambahnya.

Chua mengakui pada hari Selasa bahwa ia dalam video, yang telah memercikkan di halaman depan surat kabar Malaysia sejak DVD mulai beredar di negara bagian Johor selatan pekan lalu.

Chua adalah wakil presiden Asosiasi Cina Malaysia, merupakan bagian penting dari pemerintah koalisi Abdullah.

Dia mengatakan keluarganya mendukung sepenuhnya keputusan dan mengakui bahwa skandal itu mengambil sebuah tol. "Saya tinggal di sebuah keluarga yang sangat erat, tapi saya yakin bahwa keluarga saya akan mendukung saya," tambahnya.

Video ini diyakini telah diambil dari televisi sirkuit tertutup dan dicatat dua tahun lalu, menurut kantor berita negara Bernama.

Chua bertemu Abdullah pada hari Senin untuk membahas situasi itu, Bernama mengatakan, dan itu kemudian memutuskan bahwa ia harus pergi publik dengan identitasnya.

Pengunduran diri akan memukul pemerintah Abdullah. Dia akan mengumumkan pemilihan umum tahun ini meskipun mandat pemerintahannya berjalan sampai Mei 2009.

Skandal seks di kalangan politisi tidak jarang di Malaysia, dengan beberapa anggota berkuasa Organisasi Nasional Melayu Serikat (UMNO) yang telah dipaksa mundur dalam beberapa tahun terakhir.

Pemberontak untuk yang terakhir, Chua menarik garis antara hidup di depan publik dan swasta, menolak untuk mengomentari insiden yang digambarkan dalam rekaman itu.

"Jika Anda ingin membicarakan kehidupan pribadi saya, silakan lakukan," katanya kepada wartawan pada konferensi pers. "Mungkin Anda ingin menonton video dengan saya."

sumber http://reallife65.blogspot.com/2010/09/skandal-seks-menteri-malaysia-terekam.html
Read More...

METRO Indonesia has first sex tape scandal

Indonesians grappled with their first-ever celebrity sex-tape scandal, casting aside social taboos as they swarmed around office computers and mobile phones to watch clips allegedly showing a pop star with two girlfriends.
Indonesia sex tape scandal 
Indonesia sex tape scandal: Nazril Irham, aka Ariel, with his model girlfriend Luna Maya last year

The story topped newscasts for a week and dominated chatter on social-networking sites such as Facebook and Twitter. But just as controversial was the reaction of officials in the newly democratic nation.
Police threatened to charge the "stars" under a strict anti-pornography law, which could land them in jail for up to 10 years.
Several high schools were raided for mobile phones so the offending clips could be removed. And some ministers said the incident pointed, once again, to moral decay and the need for stricter controls of the Internet.
Indonesia, a secular nation with more Muslims than any other in the world, emerged from 32 years of dictatorship in 1998. It won praise for tackling the tough tasks of fighting corruption and terrorism and implementing widely lauded social and economic reforms.
But it still faces challenges on the road to democratisation, from the explosion of grass-roots campaigning on the Web to old-style politicians, who speak to small constituencies or narrow-based parties rather than the central government, said sociologist Wimar Witoelar.
For some, the initial instinct still is to clamp down.
When the scandal spurred debate as to whether education about sex — a subject still taboo at home and in the classroom — should be added to the school curriculum, Minister of Education Muhammad Nuh responded with a flat out "no."
"I may be obsolete, but I don't see that sex education in schools is needed," he told reporters. "I believe people will learn about sex naturally."
Instead, he recommended authorities search students' mobile phones for copies of the tapes, the rapid dissemination of which "violates the rules and cultural norms in a religious society."
"Whoever is responsible should be punished," Nuh said.
The first six-minute video clip appears to show pop singer Nazril Irham, better known as Ariel, in bed with his girlfriend Luna Maya, a top model, actress and, up until the scandal, the face of Lux beauty soap.
The two deny it was them, saying the footage was doctored, but they were called in for questioning by police.
Brig. Zainuri Lubis, the deputy national police spokesman, said Monday the probe was ongoing.
If found guilty of violating a tough anti-pornography law, they could face up to 10 years in prison and a fine of US$500,000, even if there was no indication the intimate, but explicit, sex scenes were ever intended for public viewing.
Local media said the video started appearing in early June after Ariel's laptop was stolen and many similar tapes, with other celebrities, were still out there.
Then a second eight-minute video emerged, purportedly showing Ariel with a former girlfriend, also a well-liked model and television presenter, further fanning public appetite for more.
As the tapes were downloaded onto Facebook and YouTube (they have since been removed by the sites' administrator) and distributed from mobile phone to mobile phone, the country tottered on the verge of sexual hysteria.
Fifteen-year-old Bintang Irvano, a student at a high school in south Jakarta, huddled around a mobile phone with his two friends to look at the video "for about the fourth time."
He said after teachers started launching daily raids, teens started removing the footage from their phones ahead of class only to later upload it.
"It's easy to get it back again," said Raikhan Daffa, 16. "We just pass it to one another by Bluetooth."
"Hey, it's one way to learn about sex!" he said, laughing.
Work grinded to a halt at some offices last week, as employees discussed the scandal on Facebook or forwarded a steady string of jokes, the punch lines all tied to the scandal.
The country of 240 million has seen an explosion of social networking as more people have access to the Internet, prompting the government earlier this year to propose a bill to regulate content.
Public pressure forced it, eventually, to be shelved.
But, in the wake of the sex-tape saga, Minister of Information and Technology Tifatul Sembiring renewed calls for content control, and teams immediately set out to deploy firewalls for more than 2,000 Internet cafes around the country.
He said it was a "race against time" to protect children from harm.
Others argued while it is important to protect the young, new media has a key role to play in helping democratize the country, and curtailing content does not come without risks.
"The government may have good intentions," said Roy Suryo, an information and technology analyst. "But freedom of information and personal access rights have to be protected as well."
source : http://www.metro.co.uk
 
Read More...

Video Porno Pelajar, Puncak Gunung Es Seks Pranikah Remaja

Sejak Kecil Tak Mengenal Ayah
Perilaku seks bebas, tampaknya, semakin menggejala di kalangan remaja dan pelajar kita. Terungkapnya kasus video porno dan foto bugil pelajar di Kepung dan Nganjuk selama Ramadan kali ini seolah menjadi cerminan fenomena gunung es dari perilaku tersebut. Mengapa itu bisa terjadi? Apa saja faktor yang mendorong mereka berbuat demikian?
Melihat wajahnya sekilas, mereka terkesan sebagai remaja yang baik-baik saja. Hampir tak beda dengan remaja lain seusianya. Nr, 16, Rz, 16, dan Ii, 15, tiga tersangka pembuat dan pemeran video porno di Kepung, suka sepak bola. Mereka juga doyan nasi goreng. Bahkan, sebagian dikenal sebagai ‘bocah’ yang rajin membantu keluarga. Seperti Rz yang setiap pagi membantu kakeknya bertani di sawah sebelum berangkat ke sekolah.
Tapi, siapa sangka jika mereka bisa melakukan perbuatan laiknya orang dewasa? Ditemui di sel tahanan anak Mapolres Kediri, beberapa waktu lalu, tutur kata remaja-remaja itu memang terkesan lugu. Namun, di balik itu ada gurat rahasia di balik tatapan mata mereka. Kegelisahan!
Mereka gundah. Butuh perhatian. Ada ruang kosong dalam hidupnya yang nyaris tak pernah terisi sejak masih bayi. Dan, itu sangat mereka rindukan. Seperti Rz yang menjadi tersangka utama kasus ini. Ia bahkan belum pernah melihat ayah kandungnya hingga seusia sekarang. “Bapak dan ibunya sudah bercerai saat dia masih bayi,” ungkap Sutinem, neneknya.
Ibunya kemudian menikah lagi dan tinggal di Jakarta bersama suami barunya. “Pulangnya setahun sekali,” lanjut Sutinem. Adapun Rz dititipkan kepadanya. Tapi, sehari-hari, remaja tersebut hanya tinggal bersama sang paman di rumah yang bersebelahan dengan Sutinem. Tepatnya di Desa Kepung Timur, Kecamatan Kepung.
Di rumah itulah salah satu adegan mesum dengan An, cewek 14 tahun yang masih duduk di bangku sekolah dasar (SD) dilakukan. “Sejak bercerai, ayahnya belum pernah sekalipun menengok dan memberi nafkah,” sambung Sutinem.
Dalam suasana keluarga yang demikian, Rz mengaku bahwa pengawasan terhadapnya longgar. Salah satu buktinya, dia bisa melakukan adegan dalam rekaman tersebut di rumahnya sendiri pada siang hari. “Sejak SMP saya sudah pacaran,” akunya.
Bahkan, dia biasa mengajak sang pacar ke rumah. Lalu, saat masuk SMK, Rz mulai mengenal video porno. “Dari HP (handphone) teman-teman,” lanjutnya. Inilah yang kemudian membuat darah mudanya semakin bergejolak. Hingga, mendorongnya untuk mencoba.
Menurut pengakuannya, An adalah perempuan pertama yang diajaknya ‘begituan’. “Dia bukan pacar saya,” sebutnya. Gadis tersebut juga bukan pacar Nr maupun Ii. Namun, diduga An mempunyai hubungan dengan Ft, teman mereka, yang hingga kini masih menjadi buron polisi.
Di sinilah ada perbedaan dengan kasus video dan foto porno yang lain. Sebab, baik foto bugil pelajar putri SMP di Kepung maupun video porno Klotok, Nganjuk, dan Kertosono, semua dilakukan dengan pacarnya.
Hal serupa dialami Nr, sahabat karib dan teman sekelas Rz. Sejak kecil dia harus kehilangan kontak dengan ayahnya yang meninggalkan rumah tanpa alasan yang jelas. Karena kejadian itu pula, sejak Nr kelas VII SMP, ibunya harus membanting tulang, bekerja sebagai pembantu rumah tangga di Bali. “Pulangnya hanya dua tahun sekali,” ungkap Nr.
Makanya, di rumah, dia hanya tinggal bersama kakaknya yang berusia 20 tahun. Adapun komunikasi dengan ibunya hanya dilakukan lewat SMS atau telepon. “Tiap hari memang SMS atau telepon, tapi sering kangen. Pengin ketemu,” tutur siswa kelas X SMK Canda Bhirawa, Pare ini.
Seperti Rz, Nr mengaku terdorong untuk melakukan seks pranikah setelah sering melihat gambar atau video porno dari ponsel teman-temannya. Bahkan, dia mengenalnya sejak masih SMP. “Waktu kelas IX (kelas tiga SMP, Red),” akunya. Namun, dia menyatakan belum pernah berbuat terlalu jauh. Kecuali, dengan An dalam kasus yang menyeretnya ke penjara kali ini.
Tapi, apakah latar belakang keluarga menjadi satu-satunya faktor pendorong mereka berbuat demikian? Tampaknya, tidak. Ii, ‘kamerawan’ rekaman tersebut, datang dari keluarga baik-baik. Kedua orang tuanya masih lengkap. Bahkan, dia berkelimpahan kasih sayang yang cukup.
Di keluarganya pun, Ii dikenal pemalu dan pendiam. Kegiatannya di rumah lebih banyak dihabiskan untuk menonton televisi sampai malam. “Sudah sering diingatkan. Tapi, kalau belum jam 12 malam, belum ngantuk katanya,” ujar Sunarsih, ibunya.
Lalu, mengapa Ii bisa ikut terseret dalam perbuatan tersebut meskipun hanya sekadar merekam? Sunarsih menduga, anaknya terpengaruh dari pergaulan. Terutama, ketika akrab dengan Rz yang merupakan tetangga depan rumahnya. “Saya sempat khawatir dia ikut-ikutan nakal,” lanjutnya.
Ii sendiri mengaku melakukan hal itu karena diajak teman-temannya. “Hanya iseng,” akunya. Sebelumnya, dia tak pernah berbuat demikian. Soal tontonan video dan gambar porno, dia juga baru mengenal dari teman-temannya tersebut.
Lantas, bagaimana dengan kasus-kasus lain yang melibatkan pacar masing-masing? Faktor pergeseran budaya dan longgarnya norma, tampaknya, lebih mengemuka. Sebab, sebagian besar mereka datang dari keluarga baik-baik saja. Prestasinya di sekolah juga tidak mengecewakan.
Sementara, adegan yang mereka lakukan bukanlah yang pertama kali alias sudah terbiasa. Seperti kasus foto bugil Ha, 16, siswi SMP di Kepung. “Kami enam kali melakukannya,” aku pacar Lambang, 20, ini kepada polisi.
Itu pula yang diakui oleh para pelaku dalam kasus video mesum di Klotok, Nganjuk, maupun Kertosono. Semua bermula dari pengalaman mereka menonton video atau gambar porno. Lalu, mereka terangsang untuk mencobanya bersama pacar. Soal dosa, dampak psikologis, atau risiko penyakit kelamin dan taruhan masa depan, mereka tak terlalu memedulikannya.
Catatan Radar Kediri, kasus-kasus yang terungkap itu hanya merupakan puncak dari fenomena gunung es. Di bawahnya, masih banyak yang lain. Beberapa waktu lalu, koran ini pernah menurunkan laporan tentang ‘ayam abu-abu’ yang mulai marak di Kediri. Para pelajar putri itu mengaku sudah terbiasa melakukan seks pranikah. Bahkan, untuk dikomersialkan. (c1/hid)
sumber : http://oklex.wordpress.com
Read More...

Video Mesum Dengan Pelaku Sepasang Guru

Heboh skandal video porno sepertinya tidak pernah sepi, mulai pelakunya kalangan artis, pelajar, mahasiswa hingga yang belakangan ini adalah oknum guru, rupanya kemajuan teknologi multimedia yang pesat  punya dampak negatif juga salah satunya kasus video porno.
Kepolisian Sektor (Polsek) Panggul, Trenggalek, Jawa Timur menduga salah satu pelaku video mesum PNS Kota Panggul, yang beredar luas di kalangan pengguna ponsel dalam sepekan terakhir, adalah oknum guru setempat.  Kapolsek Panggul, AKP Gatot S, Senin (6/9), mengatakan kesimpulan awal mengacu pada hasil identifikasi pakaian seragam yang digunakan pelaku wanita berusia 40-an tahun dalam video berdurasi 12,58 menit tersebut.
video mesum 2 orang guru
“Kalau pakaiannya begitu biasanya guru. Tapi guru mana kami belum dapat memastikan. Banyak sekali guru di Panggul, sulit memastikannya,” katanya.  Upaya berkoordinasi dengan UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Panggul telah mereka lakukan, tapi hasilnya masih nihil. Menurut Gatot, staf maupun pimpinan di UPT Diknas Panggul mengaku tak mengenal ciri-ciri pelaku yang ada dalam video mesum.
“Mungkin (pelaku) dari luar Panggul. Kami akan coba koordinasi dengan PGRI atau dinas pendidikan untuk menelusuri ini,” katanya.
Pelaku pria, lanjut Gatot, disebut-sebut berdomisili di Desa Sumberingin, Kecamatan Karangan. Namun pihaknya tetap belum bisa memastikan kebenaran dari informasi tersebut.  “Kemungkinan pelakunya sama-sama oknum guru. Tapi semuanya perlu pembuktian. Mudah-mudahan saja bisa kami ungkap,” katanya.
Berbeda dengan pelaku rekaman vedio mesum Pantai Pelang, dia menilai berdasar hasil gelar perkara yang mereka lakukan di Polsek Panggul memastikan bahwa pasangan pelaku mesum tersebut bukanlah warga Kecamatan Panggul. Kesimpulan ini mereka tarik setelah unit reskrim setempat berkoordinasi dengan seluruh kades di Kecamatan Panggul untuk bersama-sama mengidentifikasi pelaku video mesum berdurasi 5,38 menit tersebut.
“Sudah kami koordinasikan tapi hasilnya juga nihil,” katanya. Dia menduga kedua pelaku yang masih berusia sekitar 17-an tahun tersebut merupakan wisatawan dari luar wilayah Kecamatan Panggul yang sedang berlibur di kawasan pantai.
Rupanya kemajuan teknologi multimedia dan internet belum semuanya memanfaatkan untuk menambah sisi positif, tapi juga menjadikan dampak kurang bagus, sekarang yang penting adalah bagaimana kita lebih bisa memfilter ekses-ekses negatif dari hal-hal tadi agar tidak berpengaruh dan merugikan kita semua terutama generasi muda penerus bangsa.
[Wartakota]
Read More...

Video Gallery